. dEmi Masa

Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Al-`Asr 103:1-3)



Pages

Monday, September 27, 2010

049 Nur Malam-Saujana

Renungi malam ini rasa kesangsian
Ku kini berada di alam yang sunyi
Hanya bertemankan bintang dan bulan
Di malam kelam

Hembusan angin bayu pastikan berlalu
Seiring dosa lalu yang membelengguku
Moga semalam jadi pedoman
Dan pengajaran

Langkah kaki kananku
Menyusuri rumah suci
Bermula episod baru
Dalam ketulusan hati

Bila hati menghadap tuhan
Baru kusedar ada kelemahan
Terasa kerdil berbanding Yang Esa
Terharu, terfikir betapa agungnya Tuhan

Tuhanku, aku tidak layak masuk syurga-Mu
Namun tak berupaya menghadapi api neraka-Mu
Terima taubatku dan ampunkan dosa-dosaku

Inginku ubah cara hidupku yang lalu
Menjadi hamba yang diredhai selalu
Tiada palsu wahai tuhanku
Allah yang satu

Kuakhiri sujud dengan doa
Semoga dikabulkan hajat
Dijauhkan duka lara
Kuharap terimalah taubat

Tuesday, September 21, 2010

048 Catatan Cinta

Article dari sahabat PENA


Menurut hadis Nabi: Orang yang sedang jatuh cinta, cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu). Sabda Nabi: Orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Sabda Nabi juga: ciri dari cinta sejati ada tiga -


(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,

(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan

(3) lebih suka mengikuti kemahuan yang dicintai dibanding kemahuan orang lain/diri sendiri.


Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah SWT, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:


1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, mahunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya.

Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.

Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyedari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra’fah, iaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak sanggup membangunkannya untuk solat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kes hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, iaitu cinta buta, cinta yang mendorong kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahawa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).

8. Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Tuesday, September 14, 2010

047 Minal `Aidin wal Faizin :D

Salam
Salam Aidilfitri

Alhamdulillah. Pada hari kelima Syawal ini aku ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan Selamat Hari Raya...Maaf Zahir Dan Batin.

Selalu kita dengar orang ramai cakap "Selamat Hari Raya Aidilfitri, Minal `Aidin Wal Faizin". Selamat Hari Raya tu kite paham je...tapi, Minal `Aidin Wal Faizin tu ape? kalau nak tau...Minal tu maksudnya Dari. `Aidin bermaksud Kembali. Wal Faizin tu pulak adalah gabungan daripada perkataan Wa + Al-Faizin yang bermaksud Dan Berjaya. Maka maksudnya adalah Dari Kembali Dan Berjaya. Itu kalau terjemahan yang simple-simple je. Tapi kalau nak lebih extreme sket maksud sebenarnya atau secara umumnya diterjemahkan "Semoga kita semua tergolong mereka yang Kembali (ke fitrah) dan Berjaya (dalam latihan menahan diri)"

Berdasarkan hadith pula, saat dihari raya, para sahabat pula selalu mengucapkan "Taqobbalallahu minna waminkum" yang ertinya "semoga Allah menerima amalku dan amal kalian". Renung-renungkan...Selamat Beramal : )

Akhirnya...ingin sekali aku memohon maaf kepada kalian kerana telah lama menghilangkan pena untuk mengisi blog. Aku kini berada di Kolej Matrikulasi Teknikal Pahang dekat Jengka. Mohon sekalung doa dari kalian agar aku dipermudahkan menerima Ilmu di sana. JazakallahulKhoir.
Salam dari PerinduCintaNya : )